Aksaraintimes.id – Bagaimana cara efektif untuk menjual saham? Ada strategi khusus agar saat Anda menjual saham tidak mengalami kerugian.
Investasi saham masih menjadi salah satu instrumen investasi yang bisa memberikan keuntungan besar bagi para investor yang memilih investasi didalamnya.
Akan tetapi terkadang keuntungan yang menggiurkan itu juga dibarengi dengan adanya resiko yang cukup tinggi. Karena saham memiliki beberapa sistem yang cukup rumit sehingga beberapa orang tidak tertarik membeli saham.
Baca juga: Cara Membeli Saham Untuk Investor Pemula, Tentukan Perusahaan Sekuritas Terbaik!
Jika Anda seorang investor dan ingin menjual saham, maka Anda juga harus memahami cara-cara menjual saham agar tidak berakhir rugi.
Cara menjual saham yang paling sederhana adalah saat harga saham sedang naik dibanding ketika Anda membelinya. Dengan begitu sudah dipastikan Anda akan mendapatkan keuntungan sebesar selisih harga saat menjual dengan saat membeli.
Akan tetapi, fluktuasi saham terkadang membuat Anda harus segera mengambil keputusan bukan demi keuntungan, melainkan demi meminimalis kerugian.
Sehingga dengan demikian, sudah pasti Anda sebagai pemilik saham akan mengalami kerugian karena adanya selisih harga beli yang tinggi ketimbang harga jual.
Selain itu, Anda juga harus mengetahui jenis-jenis order jual saham. Yaitu antara lain
Lalu kapan waktu yang paling tepat dalam menjual saham?
Mengetahui cara menjual saham adalah penting. Namun, Anda juga perlu strategi. Yaitu Kapan waktu yang paling tepat saat menjual saham agar Anda tidak mengalami kerugian?
Baca juga: Cara Menggunakan TradingView Cocok Untuk Pemula
Anda harus bisa memprediksi kapan nilai atau harga saham sedang naik. Untuk itu gunakan strategi berikut ini:
Secara sederhana, istilah cut loss digunakan untuk merujuk pada situasi saat Anda menjual saham dengan harga yang lebih rendah dibanding harga saat membeli saham tersebut. Dengan pengertian itu, sudah pasti Anda sebagai pemilik saham akan mengalami kerugian karena adanya selisih harga beli yang lebih tinggi ketimbang harga jual.
Namun, satu yang perlu diingat, keputusan cut loss diambil bukan semata-mata untuk memastikan kerugian saja. Dalam kerangka yang lebih besar, cut loss bisa menyelamatkan Anda dari kerugian masif karena harga saham yang terus merosot.
Cut loss sangat penting, terutama bagi seorang trader aktif. Sebagai trader yang aktif melakukan jual beli saham, Anda perlu segera melakukan cut loss ketika melihat bahwa harga saham yang Anda miliki terus merosot.
Keputusan berbeda bisa diambil jika Anda merupakan investor saham yang berfokus pada investasi jangka panjang. Anda bisa saja tidak buru-buru melakukan cut loss dan memilih menunggu harga saham kembali naik (bounce back).
Tetapi, bukan berarti sebagai investor Anda bisa mengabaikan cut loss. Cut loss dari sisi investor perlu diambil jika ada sebuah perubahan fundamental dari perusahaan atau emiten. Anda bisa segera mengambil keputusan cut loss ketika koreksi IHSG memberi dampak buruk bagi perusahaan atau emiten yang sahamnya Anda beli.
Batas cut loss berarti titik yang bisa Anda jadikan acuan untuk menentukan batas bawah ‘kerugian’. Batas cut loss yang biasa digunakan ada dua, yakni harga beli awal dan titik support.
Jika menggunakan harga beli awal sebagai acuan, Anda bisa menentukan besaran cut loss 5-7% dari harga beli. Artinya, Anda bisa melakukan cut loss ketika harga saham yang Anda punya sekarang nilainya menyentuh 5-7% di bawah harga beli awal.
Kekurangannya, batas ini kurang fleksibel karena ada kemungkinan harga saham bisa naik kembali. Oleh sebab itu, beberapa trader dan investor lebih sering menjadikan titik support sebagai batas cut loss.
Titik support adalah rekomendasi dari perusahaan sekuritas tentang saham harian. Jika berpegangan pada titik support, Anda bisa lebih fleksibel dalam mengambil keputusan menjual saham karena mempertimbangkan pergerakan saham per satu hari.