Aksaraintimes.id – Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), varian XD merupakan gabungan dari Delta dan Omicron (BA.1), sedangkan XF gabungan dari Delta yang menyebar di Inggris dan Omicron.
Varian XD resmi masuk ke dalam kategori variants under monitoring (VuM) atay varian yang diawasi bersama dengan varian IHU.
Dicurigai varian rekombinan ini memiliki karakteristik virus yang bisa memicu gelombang COVID-19 berikutnya.
Meskipun begitu, bukti epidemiologis sejauh ini masih belum jelas dan masih membutuhkan pemantauan lebih lanjut. Begitu juga varian dalam daftar VuM bisa saja dihapus atau naik kelas ke variants of interest atau variants of concern (VoC).
“Tingkatkan upaya menuju gambaran yang lebih representatif tentang varian yang beredar di negara masing-masing. Kirim whole genome sequencing dan metadata terkait ke database yang tersedia untuk umum, seperti GISAID,” jelas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dikutip dari laman resminya kemarin.
Baca juga: Cek Tarif Tol Jakarta Bandung Berdasarkan Pintu Keluarnya, Pemudik Wajib Tahu!
Adapun gejala varian XD yang paling umum dan perlu diwaspadai yaitu:
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Batuk
- Pilek
- Bersin
- Kelelahan
- Nyeri tubuh
- Ruam
- Masalah pencernaan
- Kehilangan indra penciuman
Untuk gejala yang tergolong parah atau dianggap serius diantaranya adalah
- Sesak napas
- Jantung berdebar-debar
- Nyeri dada
- Saturasi oksigen rendah
Baca juga: Fenomena Bulan Purnama Pink Moon Malam Ini Sabtu 16 April 2022, Simak Waktunya Berikut!
Sementara itu, varian XD ini masih belum ditemukan di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tirmizi.
Namun ia tetap menghimbau masyarakat agar tetap waspada terkait kemungkinan varian tersebut muncul di Indonesia sebab BA.2 dan BA.1 sudah lama menyebar.
“Hingga saat ini baik sub varian XE, XD, maupun XF ini belum ditemukan di Indonesia,” ucap dr Nadia saat konferensi pers virtual di Jakarta.
“Artinya ini masih menjadi kewaspadaan kita bahwa walaupun dikaitkan lebih cepat menular dibandingkan varian Omicron. Tetapi karena kita sebagai bagian dari upaya menekan penularan dan memitigasi dampak daripada penularan tersebut, maka sub varian- sub varian ini menjadi perhatian kita bersama,” pungkasnya lagi.