Aksaraintimes.id — Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah pengangguran terbuka (TPT) sebesar 6,88 juta orang per Februari 2020. Sulawesi Selatan jadi salah satu daerah penyumbang penganggur tertinggi di Indonesia.
Sulsel terdata masuk lima besar setelah Banten, Jawa Barat, Maluku, Kalimantan Timur dan Papua Barat.
Angka pengangguran di Sulsel mencapai 6,07% dari total pengangguran yang mencapai 6,88 juta orang per Februari tahun ini.
“TPT rendah di Bali dengan 1,21%, sementara tertinggi di Banten 8,01%,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam paparannya via video conference, Selasa (5/5/2020).
Angka pengangguran yang mencapai 6,88 juta ini setara 4,99%.
Suharyanto juga bilang jika beberapa provinsi tujuan wisata mengalami kenaikan jumlah pengangguran yang cukup tinggi.
“Terutama yang menjadi destinasi wisata TPT mengalami kenaikan seperti Babel, Jateng, Jogja, Bali, Sulsel, dan Banten,” jelasnya.
Angka pengangguran tertinggi didominasi usia muda dan ini juga bisa dilihat dari tingkat pengangguran terbuka menurut kelompok umur. Suhariyanto bilang kelompok usia yang mendominasi adalah antara 15-24 tahun dengan porsi 16,28%, sedangkan usia 25-59 tahun porsinya 3,14%, dan usia 60 tahun ke atas hanya 1,08%.
Pengamat ekonomi Unhas, Hamid Paddu melihat situasi saat ini memang tak bisa terhindarkan. PHK di mana-mana, kemiskinan dan pengangguran tentu meningkat. Apalagi sebelumnya terjadi gangguan ekonomi dari krisis global, ditambah oleh dampak dari wabah virus corona.
Pemerintah perlu fokus dalam penanganan usai covid-19. Tentu harus menjaga ekonomi tetap berjalan. Pembatasan kegiatan diluar rumah yang dilakukan pemerintah saat ini merupakan salah satu langkah tepat yang sudah dilakukan.
Hanya saja, hal tersebut membuat sejumlah sektor usaha tidak berjalan. Kegiatan ekonomi sebagian besar terhenti. Baik dari sisi produksi maupun belanja masyarakat, yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan. Jumlah pengangguran bertambah banyak.
“Sebagian besar pekerja diminta untuk tinggal dirumah. Para penerima upah harian juga tak bisa berbuat banyak karena wabah ini. Namun keselamatan lebih penting,” ujar Hamid.
Menurutnya, pemerintah perlu mengambil langkah. Melakukan berbagai kebijakan untuk menahan dampak yang terjadi. Terlebih untuk membantu para pekerja yang terkena langsung dampak virus corona.
“Jika terus dibiarkan bisa bertambah parah. Pertumbuhan ekonomi bahkan terancam hanya 2 sampai 3 persen saja. Sulsel ini selalu di atas nasional lho,” beber Hamid.
Jika perlu, kata dia, ada bantuan sosial yang diberikan bagi mereka yang terkena PHK atau bagi mereka yang kurang mampu.
“Jadi meski ada PHK, dampaknya bisa kita jaga agar tidak begitu luas. Kartu Pra Kerja salah satunya, tapi ini hanya bisa mem-back-up beberapa orang saja. Pemprov juga perlu kebijakan sendiri, jangan hanya bergantung ke pusat,” jelasnya. (Pop)