Karena supir adalah mata pencarian utama, mereka tetap mengaspal seharian.
AksaraINTimes.id – Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan mengimbau kepada masyarakat untuk bekerja di rumah dan menghindari keramaian sementara ini. Tindakan tersebut dilakukan guna mengantisipasi penyebaran COVID-19 atau virus corona. Sebagian masyarakat mengikuti imbauan itu, jalan-jalan dan ruang publik terlihat mulai sepi di Makassar. Situasi ini kemudian berimbas pada pendapatan supir angkot atau pete-pete.
Andri Suardi, salah satu sopir pete-pete, merasakan betul sepinya penumpang seminggu belakangan. Ia mengatakan, jika hari-hari biasa sebelum makin meluasnya virus corona ia bisa memperolah pendapatan kotor sebesar Rp200 ribu. Dibandingkan dengan sekarang, pendapatan itu menurun dua kali lipat sebesar Rp100 ribu. Jumlah itu belum terhitung setoran dan bensin.
Katanya, saat ini ia biasanya hanya bisa membawa pulang uang Rp20 ribu per hari. Itu pun dengan jam kerja yang lebih panjang, sekitar pukul 06.00 pagi hingga selepas magrib.
“Sepi sekali. Sudah lama ma menunggu di sini, adami sekitar sejam baru tidak ada pi penumpang,” ucapnya saat ditemui di Jalan Maros-Makassar dekat Kampus Universitas Hasanuddin, Sabtu (21/3/2020).
Ia mengatakan, biasanya penumpang untuk trayek mobil pete-pete kode 07 yang melewati Jalan Poros Maros-Makassar ke Pettarani seperti jalurnya, memang banyak dari mahasiswa. Pasalnya, lintasan jalur itu melewati sejumlah perguruan tinggi besar di Makassar. Namun, karena kampus kini menggelar kuliah online, penumpang dari mahasiswa hampir tidak ada.
Biasanya, ia akan melalui jalan masuk kampus Unhas untuk mengambil penumpang, namun sudah berapa hari belakangan ia tak lakukan karena alasan tidak adanya aktivitas mahasiswa saat ini. “Libur kampus, tidak ada juga mahasiswa ini di dalam,” ucap Andri.
Kebutuhan ekonomi mendesak Andri untuk tetap beroperasi meskipun saat virus corona mewabah. Katanya, ia sebenarnya menggantikan kerjaan ayahnya yang sedang sakit. Ia tetap harus narik karena dari pete-pete itu satu-satunya pemasukan.
“Orang tua juga sakit di rumah, dari mana lagi saya dapat uang, sedikit didapat, kalau tidak jalan tambah tidak ada bisa dibawa pulang,” ujarnya.
Hanya Dapat Satu Penumpang
Sepinya penumpang juga dirasakan Diwan (30), supir pete-pete trayek Pettarani-Pasar Sentral. Katanya, ia sudah satu kali memutar jalur lintasan, namun penumpang yang ia dapat hanya satu orang. Diwan kemudian merogoh kantongnya, memperlihatkan uang Rp5000. Katanya, hanya segitu pendapatannya siang itu.
“Kurang muatan, takut penumpang gara-gara corona, adami dua hari begini, kayak jalan kosong ki’,” ucap Diwan yang ditemui saat sedang memarkir pete-petenya di Jalan Pettarani, Sabtu (21/3/2020).
Ia mengatakan, sebelum virus corona makin meluas dan adanya imbauan dari pemerintah untuk bekerja di rumah, ia bisa memperoleh pendapatan kotor Rp250 ribu per hari. Namun akunya sudah dua hari terakhir pendapatan yang ia peroleh sangat minim. Karena minimnya pendapatan itu pula, sudah beberapa kali ia tak menyetor penuh kepada pemilik mobil.
Beruntung, sang pemilik mobil cukup pengertian dengan keadaan seperti sekarang. Kata Diwan, ia biasanya menyetor Rp70.000 per harinya. Namun karena sepi penumpang, pemilik mobil mengurangi jumlah setoran menjadi Rp50.000 per harinya. Ia merasa cukup terbantu dengan pengurangan.
Ia juga menceritakan teman sejawatnya yang juga sepi penumpang. Rata-rata dari mereka mengeluhkan hal yang sama. Ia kemudian menunjuk ke arah mobil pete-pete temannya yang melintas saat itu. Katanya, “lihat itu, satu ji penumpangnya, kemarin-kemarin juga begitu ji.”
Terkait dengan jam kerja, Diwan pun menambah lamanya beropersi hingga selepas magrib sejak beberapa hari lalu. Namun hari itu meskipun saat masih siang, ia memutuskan untuk pulang. Sebabnya, penumpang kian sepi, sementara jika ia berkeliling, hanya mengahabiskan bensin.
“Nanti saya telepon saja bos, bilang sudah keliling tapi tidak ada penumpang, mengerti ji bos kalau begini keadaan,” ujarnya.
Perkembangan corona memang kian mengkhawatirkan. Khusus di Sulsel, per 21 Maret 2020, sudah ada dua orang dinyatakan positif terjangkit corona, 50 Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan 27 Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Penulis: Amri N. Haruna
Editor: Dian Kartika