Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS Hari Ini 11 Mei 2022: Kembali Menguat! Sang Garuda Kembali Menghijau

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar

Aksaraintimes.id –  Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hari ini kembali menguat.
Melansir RTI, rupiah bergerak dengan penguatan di kisaran Rp14.400 pada Rabu, 11 Mei 2022 pagi.

Kendati begitu, apresiasi rupiah belum signifikan sehingga masih mungkin untuk melemah terhadap dolar AS. Pengamat pasar mata uang, Ariston Tjendra, menyatakan bahwa sentimen masih tampak kuat dan mendukung dolar AS untuk menguat.

Sentimen solidnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak cukup untuk menguat. Diketahui bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa perekonomian Indonesia pada kuartal I 2022 tumbuh hingga 5,01% yoy

Pertumbuhan signifikan ini juga karena ada low base effect pada kuartal pertama 2021 yang kita ketahui ekonomi Indonesia terkontraksi 0,7 persen.

“Sentimen tampaknya tetap kuat, mendukung dolar yang lebih kuat di tengah ekspektasi pengetatan kebijakan moneter AS yang signifikan ke depan,” ungkapnya pada Selasa, 10 Mei 2022.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS Hari Ini, 18 April 2022

Sampai dengan pukul 10.00 WIB, rupiah menguat 0,11% ke level Rp14.485 per dolar AS. Rupiah juga menghijau atas euro (0,09%) dan poundsterling (0,02%). Pada saat yang sama, rupiah melemah tipis atas dolar Australia (-0,03%).

Rupiah hari ini terpantau perkasa atas mata uang Asia. Sang Garuda kini menghijau terhadap baht (0,64%), won (0,44%), dolar Taiwan (0,37%), ringgit (0,30%), dolar Hong Kong (0,11%), yuan (0,05%), dan dolar Singapura (0,01%).

Meski tumbuh tinggi, perekonomian tanah air secara kuartal menurun bila dibandingkan dengan kuartal IV/2021 sebesar 0,96 persen. Dengan pertumbuhan ekonomi ini, nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku pada kuartal I/2022 mencapai Rp4.513 triliun.

Sedangkan nilai PDB atas dasar harga konstan Rp2.819 triliun. Dari sisi lapangan usaha, 65,74 persen PDB berasal dari sektor industri, perdagangan, pertanian, pertambangan, dan konstruksi.

Sementara itu berdasarkan komponen pengeluaran distribusi, PDB kuartal I/2022 berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi.

Dari sentimen global, dolar AS menguat terhadap semua mata uang utama karena lockdown Covid di China, percepatan inflasi, dan memburuknya prospek pertumbuhan ekonomi global akibat perang di Ukraina serta Bank Sentral global yang akan menaikan suku bunga.

Perdana Menteri China Li Keqiang pada akhir pekan memperingatkan tentang situasi rumit ketika Beijing dan Shanghai memperketat pembatasan penduduk dalam upaya untuk menahan wabah Covid di kota-kota paling penting di negara itu.

Selain itu, pertumbuhan ekspor China pada April melambat menjadi 3,9 persen dari tahun sebelumnya, laju terlemah sejak Juni 2020. Pada laporan pekan lalu menunjukkan aktivitas manufaktur jatuh ke level terburuk sejak Februari 2020.

Baca juga: Kurs Dollar Hari Ini Rabu, 9 Maret 2022: Nilai Tukar Rupiah Kembali Menguat!

Selanjutnya, The Fed memutuskan menaikkan suku bunga lebih agresif dan mengambil risiko resesi jika masalah rantai pasokan tidak mereda, kata Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari. Dia menegaskan bahwa pembuat kebijakan dengan mengamati seberapa jauh suku bunga harus naik di atas tingkat netral.