Salah satu cara yang dipercaya untuk bisa menyucikan diri adalah dengan cara mandi atau berendam di laut atau sumber-sumber air yang dianggap kramat. Masyarakat Boyolali juga masih mempercayai tradisi seperti ini.
Setiap menjelang bulan Ramadan masyarakat Boyolali akan beramai-ramai mendatangi air terjun atau sumber air lainnya yang dianggap kramat. Mereka akan beramai-ramai mandi dan berendam di sumber air ini karena kepercayaan mereka air bisa menyucikan diri sebelum masuk ke bulan puasa.
Malamang
Malamang merupakan tradisi di Sumatera Barat yang dilakukan dengan memasak lemang yang terbuat dari penggabungan antara beras ketan putih dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu. Tradisi ini bertujuan sebagai sarana berkumpul dan mempererat tali silaturahmi sambil menyambut datangnya bulan Ramadan.
Malamang harus dikerjakan oleh banyak orang. Pasalnya, ada beberapa langkah yang harus dilakukan seperti mencari bambu sebagai tempat adonan lemang, mencari kayu bakar untuk memanggang lemang, serta mempersiapkan bahan pembuatan lemang. Jadi diperlukan kerjasama dalam proses membuat lemang ini.
Suru Maca
Di Sulawesi Selatan, terutama suku Bugis-Makassar ada ritual ‘Suru Maca’ yang menjadi tradisi sebelum memasuki bulan puasa. Suru Maca yang berarti membaca doa secara bersama untuk dikirimkan kepada leluhu. Biasanya, ritual Suru Maca dilakukan tepat sepekan memasuki bulan suci Ramadan. Dengan menyajikan beragam kuliner khas suku Bugis-Makassar yang diletakkan di lantai dan biasanya juga di atas ranjang tidur.
Ulama atau tokoh agama kemudian membaca doa dan ayat-ayat Al-Qur’an. Setelah pembacaan doa selesai, para keluarga yang menggelar ritual tersebut kemudian menyantap masakan yang telah didoakan. Makanan yang biasanya disediakan dalam ritual Suru Maca itu diantaranya opor ayam, ayam goreng tumis, serta nasi ketan dua warna, yakni ketan putih maupun hitam serta gula merah yang telah dicairkan atau akrab disebut songkolo palopo.
Baca Juga: Sambut Ramadhan 2022, Simak Tips Puasa Untuk Ibu Hamil
Ritual menjelang Bulan Ramadan ini sudah dilakukan oleh nenek moyang suku Bugis-Makassar yang sampai saat ini masih terus terjaga.