• Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
Senin, April 5, 2021
AksaraIntimes.id
  • KIRIM ARTIKEL
Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
  • Beranda
  • Intermedia
    • Reportase
    • Editorial
    • Aksara Ads
  • Negeri Suara
    • Seputar Pemilu
    • Parlemen Affairs
  • Aksara Opera
    • Metafora Budaya
    • Opini
    • Nonima
  • Covid-19NEW
AksaraIntimes.id
  • Beranda
  • Intermedia
    • Reportase
    • Editorial
    • Aksara Ads
  • Negeri Suara
    • Seputar Pemilu
    • Parlemen Affairs
  • Aksara Opera
    • Metafora Budaya
    • Opini
    • Nonima
  • Covid-19NEW
Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
Home Intermedia Reportase

Mencari Karakter PSM di Ulang Tahun Ke-104

AksaraNEWS AksaraNEWS
5 Februari 2020
in Reportase
0
Mencari Karakter PSM di Ulang Tahun Ke-104

Alimuddin Usman, Amir, Tawakkal, Herman Rante (kiri ke kanan) saat diskusi mengenang 104 tahun PSM Makassar, di Warkop 23, Makassar, Jumat (11/01/2019).

76
VIEWS
FacebookTwitterWhatsapp

Makassar, AksaraINTimes.id – Hari ini (2/11) Persatuan Sepak Bola Makassar (PSM) tepat berusia 104 tahun. Menyambut hal tersebut, memori_psm mengadakan diskusi dengan topik “mengenal karakter PSM: Mencari atau Mengembalikan?”. Diskusi diadakan di Warkop 23, Makassar, pada Jumat (01/11/2019).

Diskusi tersebut dimulai dengan asumsi bahwa PSM hari ini telah kehilangan karakter, apalagi setelah tidak berdaya di laga tandang musim ini.  PSM belum pernah meraih kemenangan jika berlaga di kandang lawan.

Alimuddin Usman legenda PSM era perserikatan yang turut menjadi narasumber mengenang bagaimana PSM dikenal dengan permainan yang keras dan cepat. Ngotot dan tidak mau kalah, begitulah PSM dikenal. “Seri saja kita anggap kalah,” kata Alimuddin menggambarkan bagaimana semangat ingin menang mendarah daging di tubuh pemain-pemain PSM kala itu.

Sikap tidak mau kalah ini sebagai karakter orang Makassar dibenarkan oleh Amir, Wartawan senior Makassar. “Anak Makassar itu paling cocok main bola, karena kita tidak mau kalah,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa modal utama dalam permainan sepak bola adalah keinginan untuk selalu menang.

Hilangnya karakter PSM tidaklah terjadi secara instan, namun akibat dari pembinaan pemain-pemain lokal dan pembangunan infrastruktur sepakbola di Kota Makassar yang tidak menjadi prioritas pemerintah kota. Tak bisa dipungkiri karakter PSM selalu dibawa oleh pemain-pemain lokal itu sendiri, kita bisa melihat misalnya pemain macam Syamsul Haeruddin, yang kekinian Asnawi.

BACAJUGA

Bedanya Perlakuan KASN Pada Pelanggar Netralitas di Sulsel

Pecahkan Rekor di Urutan Ketiga Positif Covid, Sulsel Jangan Paksakan New Normal

Minimnya Lapangan dan Hilangnya Kompetisi Usia Muda Jadi Penyebab

Kuarangnya pemain lokal sejalan dengan pembinaan usia dini dan kompetisi berjenjang yang telah hilang.  Alimuddin Usman menjelaskan bahwa menggunakan seragam PSM dahulu adalah suatu kebanggaan yang tak terkira. Ia merupakan pemain yang lahir dari kompetisi lokal yakni Pekan Olahraga Daerah. Menurutnya karakter pemain adalah sesuatu yang timbul dari dalam diri pemain, dan merupakan hasil dari pembinaan sejak dini. Ia mengenang dirinya bergabung dengan PSM setelah dua kali menjadi top skor di kompetisi lokal.

Selain itu kurangnya lapangan yang layak di Makassar juga menjadi soal. Usman menjelaskan bagaimana dahulu di Karebosi terdapat lima lapangan yang dapat digunakan oleh masyarakat umum. Saat ini setelah revitalisasi lapangan Karebosi jumlah lapangan berkurang, itupun bermain di sana harus mengeluarkan uang.

Kurangnya lapangan yang layak di setiap kecamatan membuat anak-anak tidak dapat menyalurkan dan mengembangkan bakatnya bermain sepakbola, apalagi mereka yang berasal dari keluarga menengah ke bawah, tentu saja tak bisa bermain jika harus mengeluarkan uang.

Sejak sepuluh tahun terakhir, Makassar memang telah berkembang secara ekonomi. Ekonomi Makassar selalu tumbuh di atas rata-rata namun untuk hal-hal semacam ruang terbuka hijau dan lapangan bermain untuk masyarakat umum semakin hari malah semakin berkurang.

Akibatnya produksi pemain lokal pun berkurang, selain itu tidak ada lagi kompetisi lokal macam membuat anak-anak yang ingin menjadi pemain sepakbola sulit untuk dilirik oleh klub. Akhirnya klub mengandalkan transfer pemain sebagai jalan utama merekrut pemain.

Herman Rante, Mantan pemain PSM menegaskan bahwa karakter PSM yang selama ini dikenal sulit untuk dibentuk apabila kompetisi PSM tidak dijalankan. “Kalo tidak dijalankan [kompetisi PSM] pemain-pemain dari Sulawesi Selatan tidak akan masuk di PSM, pemain-pemain luar yang banyak datang ke sini,” katanya saat diskusi.

Sedikitnya lapangan di Kota Makassar tidak bisa dipungkiri merupakan konsekuensi logis dari pembangunan kota yang berorientasi pada peningkatan ekonomi. Hal-hal yang tidak bisa mendongkrak angka-angka pertumbuhan akhirnya menjadi pilihan kesekian.

Hal ini dapat dilihat dalam revitalisasi Lapangan Karebosi di mana alih fungsi menjadi lahan bisnis lebih diutamakan dibanding keinginan masyarakat untuk mendapatkan ruang terbuka hijau dan ruang bermain.

Kasus Karebosi hanyalah gambaran kecil dari arah pembangunan Kota Makassar yang cenderung mengabaikan hak-hak publik.  Setiap tahun kita bisa melihat ruko-ruko baru dibangun, perumahan-perumahan kian bertambah, jalan tol dan lain-lain. Sangat berbanding terbalik dengan pembangunan fasilitas sepakbola bagi masyarat.

Maka dari itu untuk mengembalikan kejayaan dan karakter PSM terutama yang harus dilakukan adalah penyedian infrastruktur sepakbola yang layak dan merata di Kota Makassar. Lapangan dengan kualitas yang baik harus di sediakan agar produksi pemain semakin banyak, serta kompetisi lokal diselenggarakan agar kualitas pemain lokal semakin meningkat.

Penulis: Akmal Ashar

Tags: PSM Makassar

Berita Terkait

Bedanya Perlakuan KASN Pada Pelanggar Netralitas di Sulsel
Reportase

Bedanya Perlakuan KASN Pada Pelanggar Netralitas di Sulsel

15 Juni 2020
Pecahkan Rekor di Urutan Ketiga Positif Covid, Sulsel Jangan Paksakan New Normal
Reportase

Pecahkan Rekor di Urutan Ketiga Positif Covid, Sulsel Jangan Paksakan New Normal

12 Juni 2020
Tagihan Listrik Membengkak, DPRD : Sama-sama Jaki
Reportase

Tagihan Listrik Membengkak, DPRD : Sama-sama Jaki

11 Juni 2020
Bodoh Amat dengan Virus Corona, Warga Kompak Tolak Rapid Test
Reportase

Bodoh Amat dengan Virus Corona, Warga Kompak Tolak Rapid Test

9 Juni 2020
Reportase

New Normal, Protokol Kesehatan Jadi Gaya Hidup Baru di Tengah Pandemi

27 Mei 2020
Kebijakan “Karet”, Ancaman Besar Ledakan Virus Corona Saat Lebaran
Reportase

Kebijakan “Karet”, Ancaman Besar Ledakan Virus Corona Saat Lebaran

20 Mei 2020
Berita Selanjutnya
Kasus Penembakan Randi Lamban Terungkap, Polisi Tawarkan Kakak Jadi PNS

Kasus Penembakan Randi Lamban Terungkap, Polisi Tawarkan Kakak Jadi PNS

AKSARA POPULER

Mengapa Satpol PP Terus-terusan Lakukan Razia Meskipun Tanpa Dasar Hukum?

Mengapa Satpol PP Terus-terusan Lakukan Razia Meskipun Tanpa Dasar Hukum?

22 Februari 2020
Kelalaian Mengawasi Anak Tidak untuk Dimaklumi

Kelalaian Mengawasi Anak Tidak untuk Dimaklumi

22 Januari 2020
IMB SPBU

Penolakan Masyarakat Atas Pembangunan SPBU yang Tak Miliki Amdal

18 Desember 2019
DSCF5527

Populisme Agraria dan Rezim Kebijakan Pertanahan di Indonesia

29 September 2019

Nenek Moyang Tua Kita di Sulawesi

16 Desember 2019

PILIHAN EDITOR

Desakan Penerapan PSBB Terus Mencuat, Bagaimana Kesiapan Pangan di Sulsel?

Desakan Penerapan PSBB Terus Mencuat, Bagaimana Kesiapan Pangan di Sulsel?

12 April 2020
OKM Hadiri Rapat Persiapan Zona Integritas Pemkot Makassar

OKM Hadiri Rapat Persiapan Zona Integritas Pemkot Makassar

20 September 2019
Rekam Lukisan Babi-rusa dan Bagaimana Nenek Monyang Kita Tiba di Sulawesi

Rekam Anoa dan Bagaimana Nenek Moyang Kita Tiba di Sulawesi

18 Oktober 2019

Tentang Ichsan Yasin Limpo: Tinuluppa Kikkareso Nakigappa Minasanta

2 Agustus 2019

Tentang Kami

AksaraIntimes.id

AksaraINTimes - Sudut Berbeda, Membangun Perspektif.

Follow us

Kategori

  • Aksara Opera
  • Editorial
  • Intermedia
  • INTimes
  • Metafora Budaya
  • Negeri Suara
  • Nonima
  • Opini
  • Parlemen Affairs
  • Podcast
  • Reportase
  • Seputar Pemilu
  • Surat untuk Redaksi

Terbaru

  • Kunjungi Rumah Penghafal Alquran, Chaidir : Kami Akan Naikkan Insentifnya
  • Konvensi Mutu Semen Tonasa, Tampilkan Karya terbaik Dari Para Karyawan
  • Puto Arham dan Bagaimana Anrong Gurua menerjemahkan Pesan Ammatoa Kajang
  • Chaidir Syam-Suhartina Gencar Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Lutra

Kontak Kami

Phone/WA : +6287758082119
Email : redaksi@aksaraintimes.id
Alamat Redaksi : Ruko New Zamrud, A6, Jl. Topaz Raya, Masale, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Kolaborasi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

© 2020 AksaraINTimes.id - Dev by Domainweb.id.

Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
  • Beranda
  • Intermedia
    • Reportase
    • Editorial
    • Aksara Ads
  • Negeri Suara
    • Seputar Pemilu
    • Parlemen Affairs
  • Aksara Opera
    • Metafora Budaya
    • Opini
    • Nonima
  • Covid-19
  • KIRIM ARTIKEL

© 2020 AksaraINTimes.id - Dev by Domainweb.id.

SELAMAT DATANG

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk ke akun Anda di bawah ini...

Lupa Kata sandi.?

Buat akun baru!

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Semua bidang yang diperlukan. Masuk

Ambil kata sandi Anda.

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk