• Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
Senin, April 5, 2021
AksaraIntimes.id
  • KIRIM ARTIKEL
Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
  • Beranda
  • Intermedia
    • Reportase
    • Editorial
    • Aksara Ads
  • Negeri Suara
    • Seputar Pemilu
    • Parlemen Affairs
  • Aksara Opera
    • Metafora Budaya
    • Opini
    • Nonima
  • Covid-19NEW
AksaraIntimes.id
  • Beranda
  • Intermedia
    • Reportase
    • Editorial
    • Aksara Ads
  • Negeri Suara
    • Seputar Pemilu
    • Parlemen Affairs
  • Aksara Opera
    • Metafora Budaya
    • Opini
    • Nonima
  • Covid-19NEW
Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
Home Intermedia

Figuritas Caleg, Kunci Membangun Budaya Parlemen

AksaraOPERA AksaraOPERA
1 September 2019
in Intermedia
0
Figuritas Caleg,Kunci Membangun budaya Parlemen

Adil Patu

112
VIEWS
FacebookTwitterWhatsapp

Interpretasi parlemen sebagai sebuah badan legislatif yang secara global menganut sistem parlementer atau presidensial adalah rujukan untuk memformulasi gagasan-gagasan mengenai figuritas yang representatif menggumuli proses interaksi dalam parlemen.

Kita paham bahwa secara konstitusional pada sistem parlementer , eksekutif bertanggungjawab terhadap parlemen, sedang di presidensial, parlemen tidak dapat memilih dan memecat seorang kepala pemerintahan , begitupun kepala pemerintahan juga tidak dapat membubarkan parlemen.

Saya mencoba mengurai gagasan dalam pendekatan parlementer yang umumnya dianut di negara kita  Indonesia, dimana budaya sentralistik lebih cenderung mempengaruhi keputusan-keputusan strategis yang akan diambil sebuah parlemen.

setiap anggota parlemen hasil pemilu itu harus berada didalam sebuah fraksi , dimana fraksi tersebut menjadi perpanjangan tangan partai politik. Sebagai perpanjangan tangan partai politik, setiap keputusan yang akan diambil oleh fraksi umumnya dikoordinasikan ke partai politik dimana ketua umum partai memegang peran penting.

Baik jika keputusan yang diambil sesuai platform perjuangan partai,namun apabila keputusan yang diambil secara pragmatis karena melalui kolusi atau nepotisme dengan eksekutif, maka tentu saja akan berdampak terhadap kredibilitas partai.Belum lagi pengaruh luar biasa yang datang dari koalisi partai-partai. Ini adalah sekelumit persoalan pengambilan keputusan strategis yang membuat posisi partai semakin dilematis. Apalagi dibeberapa daerah kadang tidak mengikuti koalisi secara nasional. tapi membangun koalisi-koalisi partai yang tidak permanen umumnya lahir dari proses tawar-menawar, namun bisa jadi didasari pada pendekatan pragmatis ataupun Idealis.

BACAJUGA

Bedanya Perlakuan KASN Pada Pelanggar Netralitas di Sulsel

Pecahkan Rekor di Urutan Ketiga Positif Covid, Sulsel Jangan Paksakan New Normal

Posisi Figuritas

Figuritas ini dapat dikualifikasi menjadi tiga yakni :

  1. Ada personifikasi yang apatis karena keterbatasan kapasitas sehingga mereka hanya datang duduk dan diam.
  2. Ada juga personifikasi yang memiliki kompetensi, namun tingkat kedisiplinannya sangat memprihatinkan . Biasanya karena pengaruh eksternal mungkin ada kesibukan lain diluar atau memang tidak tercipta suasana kondusif dilingkungan rumah tangga dansebagainya.
  3. Ada memang yang memiliki kompetensi, gagasan dan komunikasi yang baik sehingga dia mampu mempengaruhi fraksi-fraksi lain dan bahkan mempengaruhi forum dan tingkat disiplinnya tinggi, biasanya figur seperti ini lebih awal hadir di forum sekaligus berinteraksi dengan teman-teman fraksi lain.

Dari gambaran diatas tentu naluri sehat kita lebih tertuju pada point ketiga, tinggal bagaimana partai politik melakukan rekrutmen politik secara profesional sehingga dapat mewujudkan figuritas calon anggota legislatif yang kompeten.

Dilema Partai Politik

Idealnya setiap partai mengincar figur caleg yang kompeten , namun disisi lain partai politik juga memiliki obsesi untuk memenangkan pertarungan di pemilu. Untuk memenangkan pertarungan di pemilu, partai memerlukan energi yang cukup besar meliputi pembiayaan, sosialisasi dan kampanye disamping manajemen yang memadai dari orang-orang cerdas dan profesional.

Ada dua pendekatan klasik yang sering dilakukan partai-partai dalam rencana pembiayaan pemilu; Pertama, mencari penyandang dana untuk seluruh pembiayaan yang diperlukan partai namun dengan beberapa syarat. Kedua, membebankan biaya pemilu kepada semua caleg dengan kualifikasi proporsionalitas. Biasanya caleg lebih senang diurutan atas yang beda kontribusinya dengan nomor urut bawah.

Caleg potensial

Kriteria caleg potensial ini meliputi:

  1. Mereka yang memiliki  kompetensi dan pembiayaan
  2. Mereka yang memiliki kompetensi tapi pembiayaan terbatas.
  3. Mereka yang mimiliki popularitas. Apakah karena mantan pejabat, olahragawan atau seniman, serta mereka yang memiliki prestasi-prestasi lainnya.

Idealitas kebutuhan partai dalam rekrutmen caleg guna memenuhi standar repesentatif parlemen seyogyanya meliputi :

  1. Potensi atitude , mereka yang punya sikap, perilaku dan disiplin yang baik
  2. Potensi psikomotorik, mereka yang punya keahlian dan kemampuan lobby serta komunikasi yang baik sehingga mampu mempengaruhi forum-forum di parlemen.
  3. Potensi knowledge, mereka yang memiliki wawasan luas dan kedalaman ilmu, biasanya didominasi oleh orang yang berpendidikan S1,S2,S3 atau bahkan seorang Profesor.

Partai politik yang baik adalah partai politik yang memiliki sistem rekrutmen politik dengan tingkat mobilitas tinggi. Sistem rekrutmen politik ini meliputi :

  1. Memainkan media untuk rekrutmen dengan mencantumkan syarat administrasi caleg.
  2. Pelatihan caleg untuk melihat potensi attitude, psikomotorik serta potensi knowledge caleg. akumulasi inilah yang saya maksud dengan istilah kompetensi .
  3. Tes wawancara untuk melihat keseriusan dan klarifikasi syarat administrasi yang dimiliki seorang caleg, ini sebaiknya dilakukan orang-orang  yang memiliki keahlian. Utamanya mereka yang dari luar partai, sehingga keputusan rekrutment politik caleg tidak perlu diragukan independensinya.

Saya pikir hanya sepintas ini saja yang dapat saya paparkan sebagai tambahan wawasan dan kepustakaan kita, tentu saja terdapat kekurangan, karena melalui proses penulisan yang singkat dan tanpa proses kodifikasi atau penyempurnaan.

salam hormat saya !

DR.Ir. Adil Patu, M.Pd

Mantan Anggota DPRD Sulawesi Selatan tiga periode

Tags: Adil PatuBudaya PalemenCalegeditor pickhighlightsLegislatifPartai PolitikPolitik

Berita Terkait

Bedanya Perlakuan KASN Pada Pelanggar Netralitas di Sulsel
Reportase

Bedanya Perlakuan KASN Pada Pelanggar Netralitas di Sulsel

15 Juni 2020
Pecahkan Rekor di Urutan Ketiga Positif Covid, Sulsel Jangan Paksakan New Normal
Reportase

Pecahkan Rekor di Urutan Ketiga Positif Covid, Sulsel Jangan Paksakan New Normal

12 Juni 2020
Tagihan Listrik Membengkak, DPRD : Sama-sama Jaki
Reportase

Tagihan Listrik Membengkak, DPRD : Sama-sama Jaki

11 Juni 2020
Bodoh Amat dengan Virus Corona, Warga Kompak Tolak Rapid Test
Reportase

Bodoh Amat dengan Virus Corona, Warga Kompak Tolak Rapid Test

9 Juni 2020
Reportase

New Normal, Protokol Kesehatan Jadi Gaya Hidup Baru di Tengah Pandemi

27 Mei 2020
Kebijakan “Karet”, Ancaman Besar Ledakan Virus Corona Saat Lebaran
Reportase

Kebijakan “Karet”, Ancaman Besar Ledakan Virus Corona Saat Lebaran

20 Mei 2020
Berita Selanjutnya
Pimpinan CRC: Itu Berita Tidak Benar

Pimpinan CRC: Itu Tuduhan Tidak Benar

AKSARA POPULER

Mengapa Satpol PP Terus-terusan Lakukan Razia Meskipun Tanpa Dasar Hukum?

Mengapa Satpol PP Terus-terusan Lakukan Razia Meskipun Tanpa Dasar Hukum?

22 Februari 2020
Kelalaian Mengawasi Anak Tidak untuk Dimaklumi

Kelalaian Mengawasi Anak Tidak untuk Dimaklumi

22 Januari 2020
IMB SPBU

Penolakan Masyarakat Atas Pembangunan SPBU yang Tak Miliki Amdal

18 Desember 2019
DSCF5527

Populisme Agraria dan Rezim Kebijakan Pertanahan di Indonesia

29 September 2019

Nenek Moyang Tua Kita di Sulawesi

16 Desember 2019

PILIHAN EDITOR

Kanit Tipokor, Bripka Ahmad Fatir Bersama Jurnalis

Kasus Korupsi PPI Dinyatakan Selesai, Tersangka TIK Masih DPO

9 Agustus 2019

Mochtar Lubis, Sastrawan Yang Dipenjara

21 September 2019
Yang Lebih Mencekik Selain Sampah Plastik

Yang Lebih Mencekik Selain Sampah Plastik

5 Februari 2020
Pandemi Corona Mendekati Fase Puncak, Siap Berkorban Tak Mudik?

Pandemi Corona Mendekati Fase Puncak, Siap Berkorban Tak Mudik?

3 April 2020

Tentang Kami

AksaraIntimes.id

AksaraINTimes - Sudut Berbeda, Membangun Perspektif.

Follow us

Kategori

  • Aksara Opera
  • Editorial
  • Intermedia
  • INTimes
  • Metafora Budaya
  • Negeri Suara
  • Nonima
  • Opini
  • Parlemen Affairs
  • Podcast
  • Reportase
  • Seputar Pemilu
  • Surat untuk Redaksi

Terbaru

  • Kunjungi Rumah Penghafal Alquran, Chaidir : Kami Akan Naikkan Insentifnya
  • Konvensi Mutu Semen Tonasa, Tampilkan Karya terbaik Dari Para Karyawan
  • Puto Arham dan Bagaimana Anrong Gurua menerjemahkan Pesan Ammatoa Kajang
  • Chaidir Syam-Suhartina Gencar Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Lutra

Kontak Kami

Phone/WA : +6287758082119
Email : redaksi@aksaraintimes.id
Alamat Redaksi : Ruko New Zamrud, A6, Jl. Topaz Raya, Masale, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Kolaborasi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

© 2020 AksaraINTimes.id - Dev by Domainweb.id.

Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
  • Beranda
  • Intermedia
    • Reportase
    • Editorial
    • Aksara Ads
  • Negeri Suara
    • Seputar Pemilu
    • Parlemen Affairs
  • Aksara Opera
    • Metafora Budaya
    • Opini
    • Nonima
  • Covid-19
  • KIRIM ARTIKEL

© 2020 AksaraINTimes.id - Dev by Domainweb.id.

SELAMAT DATANG

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk ke akun Anda di bawah ini...

Lupa Kata sandi.?

Buat akun baru!

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Semua bidang yang diperlukan. Masuk

Ambil kata sandi Anda.

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk