Aksaraintimes.id – Muhammad Fahmi Fuad Idrus (21), mahasiswa angkatan 2017 jurusan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar meninggal dunia saat mengikuti kegiatan Diksar Korps Palang Merah Indonesia (PMI) UMI pada 4 Februari 2020 di Kabupaten Maros.
Kematiannya menuai kejanggalan dari keluarga, sebab ia sama sekali tak memiliki riwayat penyakit. Keluarga pun mempertanyakan perlakuan yang didapati almarhum saat mengikuti Diksar dari PMI tersebut. Terlebih, pasca kematian, pihak panitia tak memberi informasi jelas mengenai kronologi kematian kepada keluarga.
Kakak korban, Ikhsan Idrus mengatakan, keluarga baru mengetahui kabar kematian adiknya sekitar pukul 10.00 pagi. Saat itu, pihak panitia Diksar mengatakan, korban sempat pingsan di lokasi kejadian, setelahnya korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Salewangang, Maros saat subuh.
Hanya saja, kata Ikhsan, saat keluarga menanyakan lebih jauh kronologi kematian almarhum, pihak panitia terkesan diam dan tak memberi informasi dengan jelas. Sehingga pihak keluarga pun saat itu tak mengetahui pasti musabab kematian Fahmi.
“Sekedar datang ji sebagai bentuk berbelasungkawa, bukan karena mau menjelaskan penyebab,” kata Ikhsan saat dihubungi, Kamis (6/2/2020).
Kata Ikhsan, panitia baru mulai terbuka dengan kematian almarhum sehari setelah kejadian. Saat itu dikatakan, korban mengaku kepada panitia bahwa korban merasa fisiknya sudah lemah saat berada di pos 2 hingga pos 3. Tetapi korban tetap saja diminta untuk melanjutkan Diksar malam itu. Sehingga sewaktu korban berjalan menuju posko 4, korban sudah ditemukan panitia dalam keadaan tidak sadar.
Ikhsan mempertanyakan tindakan dari panitia PMI UMI tersebut. Katanya, jika memang adeknya sudah dalam kondisi lemah, mengapa panitia tak mengevakusi segera almarhum.
“Tapi kenapa tidak di evakuasi saja langsung kalau memang begitu. Sampai-sampai panitia tinggalkan diantara pos 3 dan pos 4. Apalagi kan ini organisasi PMI pasti ada ilmu medis yang mereka pahami,” ucap Iksan.
Ikhsan pun mengaku heran dengan kematian adeknya itu. Sebab, korban selama ini tak memiliki riwayat penyakit. Terakhir, adeknya terkena demam berdarah saat masih umur 4 tahun.
Atas kejadian yang menimpa adeknya, Ikhsan bakal melaporkan kejadian tersebut kepada polisi.

Dibawa ke Rumah Sakit Dalam Keadaan Meninggal
Berdasarkan hasil visum yang dilakukan dr. Rukmiarsih Imran di RSU Salewangang, Maros pada 4 Februari 2020. Korban dibawa ke rumah sakit oleh panitia dalam keadaan meninggal. Nadi korban sudah tidak teraba, pupuil midriatis tidak ada begitupun dengan refleks korneanya.
Saat ditemui di RSU Salewangan, Kamis (6/2/2020), salah seorang dokter yang berada di lokasi saat pemeriksaan, mengatakan, saat itu korban dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 05.30 pagi dalam keadaan sudah meninggal. Namun terkait penyebab kematian, ia tak ingin berkomentar lebih jauh, katanya hal itu masih dalam penyedikan kepolisian.
Sementara itu, pihak KSR PMI UMI yang ditemui terkesan menutupi kejadian tersebut. Reporter aksara sudah dua kali mendatangi sekret mereka di UMI. Pertama pada Kamis (6/2/2020) malam, beberapa anggota KSR PMI mengatakan ketua KSR PMI maupun ketua panitia sedang tidak berada di lokasi. Sementara mereka yang ada di sekret mengaku tak tahu menahu mengenai kronologi kejadian, sehingga tak bisa memberi penjelasan apa-apa.
Kedua pada Jumat (7/2/2020) pagi, hal sama kembali dilontarkan, ketua umum ataupun ketua panitia tidak sedang di lokasi. Saat mememinta kontak mereka berdua, hanya kontak panitia saja yang diberikan tetapi kontak tersebut tak aktif saat dihubungi.
Sementara untuk kontak ketua umum, mereka mengaku tak punya. Padahal saat didatangi, terdapat sekitar 50-an anggota KSR PMI UMI berada sekret, tapi akunya tak satupun dari mereka yang menyimpan kontak ketua umum. Mereka pun enggan memberikan klarifikasi terkait kematian salah satu anggotanya.
Asisten Wakil Rektor III, Mukti Maruddin saat ditemui di ruangannya, Jumat (7/2/2020) mengatakan, kejadian tersebut adalah musibah. Namun, ia juga mengaku belum tau terlalu banyak mengenai detail kematian mahasiswanya.

Laporan yang ia terima dari KSR PMI UMI, disebut korban sudah dalam keadaan lemas sekitar pukul 12.00-an malam. Pihak KSR PMI segera mengambil tindakan sekitar 15 menit, sehabis itu langsung dibawa ke RSU Salewarang. Mukti juga tidak mengetahui, apakah korban dibawa dalam keadaan sadar atau sudah meninggal.
Pengakuannya, pihak keluarga sudah berterima dengan kematian anaknya. Meski begitu, jika pun kemudian hari keluarga merasa keberatan, ia bakal terus memproses hal tersebut.
“Apapun nanti ada keberatan dari pihak keluarga, pasti kita akan proses, jangan sampai dalam situ ada unsur-unsur kekerasan,” tutupnya.
Penulis: Amri N. Haruna