• Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
Selasa, April 13, 2021
AksaraIntimes.id
  • KIRIM ARTIKEL
Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
  • Beranda
  • Intermedia
    • Reportase
    • Editorial
    • Aksara Ads
  • Negeri Suara
    • Seputar Pemilu
    • Parlemen Affairs
  • Aksara Opera
    • Metafora Budaya
    • Opini
    • Nonima
  • Covid-19NEW
AksaraIntimes.id
  • Beranda
  • Intermedia
    • Reportase
    • Editorial
    • Aksara Ads
  • Negeri Suara
    • Seputar Pemilu
    • Parlemen Affairs
  • Aksara Opera
    • Metafora Budaya
    • Opini
    • Nonima
  • Covid-19NEW
Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
Home Intermedia Reportase

Susah Air di Makassar

Sumber air baku jauh dari cukup. PDAM kelabakan, warga Makassar kesusahan air

AksaraNEWS AksaraNEWS
4 Februari 2020
in Reportase
0
Susah Air di Makassar

Lisa saat mengambil air di tandon. Fotografer: Yuda Gotama Baraila

219
VIEWS
FacebookTwitterWhatsapp

Makassar, AksaraInTimes.id – Lisa (10) baru saja muncul dari ujung lorong. Meskipun saat itu tengah ramai, ia cuek saja mendorong gerobak air miliknya. Lisa bergerak menuju tandon air dekat rumah kepala RW – sekitar 40 meter dari rumah miliknya.

Sore itu (20/8), Lisa hanya seorang diri. Ia bergegas menurunkan tiga jergen dan satu buah galon yang ia bawa. Lisa nampak sigap, sepertinya sudah terbiasa dengan aktivitas itu.

Ia tengah mengambil air untuk keperluan rumah tangga, sebuah rutinitas di RW 1 RT 1 Kelurahan Bara-baraya Utara, Kecamatan Makassar, Makassar. Kelurahan tersebut memang berstatus krisis air bersih, betapa pun jaraknya hanya sekitar 2,6 Km dari kantor Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Makassar.

Setelah mengisi penuh jergen, Lisa lantas merogoh uang receh dari sakunya. Ia pun segera membayar kepada Kepala RW – pengelola tandon air – yang sedari tadi duduk di depan teras rumah.

Lisa saat mengambil air di tandon.

“Ambil air, na suruhka mamaku,”ucap Lisa saat ditemui.

BACAJUGA

Bedanya Perlakuan KASN Pada Pelanggar Netralitas di Sulsel

Pecahkan Rekor di Urutan Ketiga Positif Covid, Sulsel Jangan Paksakan New Normal

Lisa pun bergerak pulang, namun hanya mendorong gerobak beberapa meter saja, Erni – orangtua Lisa – langsung mengambil alih. Awalnya Erni terlihat kesulitan mendorong gerobak, namun dengan sedikit tenaga lebih, ia akhirnya tiba di rumah.

Rumah yang ia bangun semi permanen itu ditinggali lima Kepala Keluarga (KK). Luasnya terbilang sempit untuk lima KK, hanya sekitar 5 x 30 meter. Mereka semua, kata Erni, adalah pendatang dari Jeneponto puluhan dan belasan tahun yang lalu.

Sejak Erni menempati kelurahan tersebut sejak dua dekade lalu, kelurahan itu memang selalu kesulitan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, Erni terpaksa membeli air dari pemilik kios air.

Erni, warga RW 1 RT 1 Kelurahan Bara-baraya Utara baru saja mendorong gerobak.

Tiap bulan, Erni mesti keluar uang sebanyak Rp150 ribu untuk kebutuhan air. Nominal itu terbilang mahal bagi Erni, sebab pendapatan suaminya yang berkerja sebagai buruh bangunan hanya Rp800.000 – Rp1.200.000 sebulan. Itupun, kata Erni, penghasilan suaminya tak menentu, tergantung panggilan punggawa – sebutan kepada orang yang memberi kerja.

Bahkan untuk musim penghujan sekali pun, pengualarannya pun tak bisa dikurangi, Erni tetap saja mesti membeli air. “Begitu ji, tidak pernah tidak membeli,” ujarnya. Bukannya tak punya sumur bor, hanya saja, kata Erni, warnanya kuning, tak bisa digunakan untuk keperluan minum dan masak.

Di Kelurahan Bara-baraya Utara, kios-kios air pasang tarif Rp1000 per jergen. Tarif ini sejak setahun yang lalu sudah naik dari tarif sebelumnya yang hanya Rp500 per jergen.

Kepala RW 1 RT 1 Kelurahan Bara-baraya Utara, Orpa Kombong, membenarkan bahwa dari 166 KK di wilayahnya tersebut, mayoritas masih kekurangan air bersih.

Kepala RW 1 RT 1 Kelurahan Bara-baraya Utara, Orpa Kombong.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, terdapat lima titik tandon air, namun empat dari tandon tersebut sudah tidak berfungsi. Kios-kios air pun tersebar di beberapa titik untuk menutupi kekurangan ketersedian air itu.

Sebagai pihak yang dipercayakan mengelola tandon bantuan tersebut, Orpa mengaku mesti membayar tarif sebesar Rp900 ribu. Tarif ini diperuntukkan untuk PDAM senilai Rp100 ribu dan Rp800 kepada PLN.

Ia berujar, membengkaknya tarif listrik tersebut dikarenakan untuk menarik air mesti menggunakan mesin air, itupun, kata Orpa hanya pada jam-jam tertentu.

“Tidak bisa tertarik air kalau tidak pake mesin, itu yang kasi mahal ki,” bebernya.

Orpa bercerita, karena kebutuhan akan air bersih, bahkan tak jarang juga warga mengambil air saat tengah malam secara sembunyi. Alasannya, warga tak cukup uang untuk membayar atas air yang mereka ambil.

Namun, kata Orpa, ia tak mempermasalahkan. Pikirnya, air adalah kebutuhan dasar.

PDAM Kelabakan Sediakan Air Baku

Kelurahan Bara-baraya Utara, hanya satu dari wilayah di Makassar yang berstatus kekurangan air bersih. Selain Bara-Baraya Utara, ada puluhan kelurahan lain di Makassar dengan kondisi serupa.

Kelurahan itu terutama tersebar di sepuluh kecamatan di Makassar, yakni Tallo, Bontoala, Wajo, Ujung Tanah, Biringkanaya, Tamalanrea, dan Manggala. Sementara Kecamatan Sangkarrang yang baru saja mekar 2017 lalu, lebih parah lagi, di kecamatan tersebut sama sekali belum tersentuh layanan PDAM.

Banyaknya kelurahan berstatus kekurangan air bersih tersebut dikarenakan hingga tahun 2019 saja, persentase warga yang tersuplai air dari PDAM Makassar baru mencapai 70 persen.

Jikapun mengacu pada Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan oleh pemerintah pusat, target presentasi distribusi air tahun 2022 untuk warga Kota Makassar hanya 80 persen. Itupun dengan catatan tambahan instalasi sana sini. Sementara capaian 100 persen baru ditargetkan pada tahun 2030 mendatang.

Kepala Kabag Humas PDAM Makassar, Muh Idris tahar saat ditemui (23/8) mengaku pihaknya kelabakan untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga Makassar. Sebab, suplai air baku dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang juga tak cukup. Balai tersebut adalah pihak yang menentukan suplai air baku kepada PDAM Makassar.

Kepala Kabag Humas PDAM Makassar, Muh Idris tahar.

“PDAM ini kan tidak punya sumber air baku mandiri, ini yang repotnya, sementara kita kan jatah air baku itu bukan kita yang tentukan,” ujarnya.

Meski begitu, letak permasalahan utama yakni sumber air baku. Ia mengatakan, saat ini sumber air baku PDAM berasal dari tiga wilayah, yakni Bendungan Lekopancing (1.200 liter per detik), Bendungan Bili-bili (1.500 liter per detik), dan Sungai Jeneberang (250-600 liter per detik).

Dalam keadaan normal, ketiga sumber air baku ini mampu menyuplai 3.300 liter per detik. Suplai tersedia ini terbilang masih sangat kurang, padahal kebutuhan warga Makassar sudah mencapai kisaran 5.000 liter per detik.

Sementara jika musim kemarau tiba, kekurangan debit air lebih besar lagi. Dampaknya, suplai air untuk beberapa wilayah di Makassar mesti digilir.

Kantor PDAM Makassar yang berada di Mangkura, Ujung Pandang, Mangkura, Makassar, Mangkura, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar.

Kebutuhan akan sumber air baku terbilang mendesak. Idris mengatakan, dalam daftar tunggu pelanggan PDAM Makassar saat ini saja sudah mencapai 70.000 calon pelanggan.

Banyaknya calon pelanggan itu, kata Idris, tidak bisa dipenuhi PDAM Makassar untuk saat ini jika kebutuhan akan air baku tak kunjung mencukupi.

“Kalau pelanggan yang sudah ada itu terpenuhi kebutuhannya, baru kita berpikir untuk menambah yang baru. Kalau yang sekarang saja tidak bisa kita penuhi, tidak bisa kita menambah pelanggan yang ada,” ujarnya.

**

Ketersedian air baku masih sangat jomplang untuk kebutuhan warga Makassar. Warga mengeluh, sementara PDAM Makassar kelabakan.

Pasca mengambil air, Lisa segera berlari ke lorong sebelah menemui teman-temannya. Ia nampaknya tak memahami kekurangan air bersih di kelurahannya. Sementara Erni, masih berharap bantuan dari pemerintah.

“Itu bantuan [tandon air] terakhir lama mi, bagus kalau ada bantuan lagi, biar tidak beli lagi air,” harapnya.


Reporter : Amri N. Haruna dan Milyuda Gotama

Penulis : Amri N. Haruna

Editor : Muh. Kurniadi Asmi

Tags: Berita UtamaKrisis AirMakassarPDAM Makassar

Berita Terkait

Bedanya Perlakuan KASN Pada Pelanggar Netralitas di Sulsel
Reportase

Bedanya Perlakuan KASN Pada Pelanggar Netralitas di Sulsel

15 Juni 2020
Pecahkan Rekor di Urutan Ketiga Positif Covid, Sulsel Jangan Paksakan New Normal
Reportase

Pecahkan Rekor di Urutan Ketiga Positif Covid, Sulsel Jangan Paksakan New Normal

12 Juni 2020
Tagihan Listrik Membengkak, DPRD : Sama-sama Jaki
Reportase

Tagihan Listrik Membengkak, DPRD : Sama-sama Jaki

11 Juni 2020
Bodoh Amat dengan Virus Corona, Warga Kompak Tolak Rapid Test
Reportase

Bodoh Amat dengan Virus Corona, Warga Kompak Tolak Rapid Test

9 Juni 2020
Reportase

New Normal, Protokol Kesehatan Jadi Gaya Hidup Baru di Tengah Pandemi

27 Mei 2020
Kebijakan “Karet”, Ancaman Besar Ledakan Virus Corona Saat Lebaran
Reportase

Kebijakan “Karet”, Ancaman Besar Ledakan Virus Corona Saat Lebaran

20 Mei 2020
Berita Selanjutnya
Sebuah Gagasan; Parlemen Affairs Membangun Budaya

Sebuah Gagasan; Parlemen Affairs Membangun Budaya

AKSARA POPULER

Mengenal Bapak Demokrasi Indonesia

Mengenal Bapak Demokrasi Indonesia

5 Februari 2020
Kelalaian Mengawasi Anak Tidak untuk Dimaklumi

Kelalaian Mengawasi Anak Tidak untuk Dimaklumi

22 Januari 2020
Ironi Adat kajang : Baju leleng,Tanah dan Pengharapan

Ironi Adat Kajang: Baju Le’leng, Tanah dan Pengharapan

29 September 2019
Ilustrasi Kekerasan Terhadap Anak

Menyoroti Kekerasan Terhadap Anak di Awal Tahun, Apa Akar Masalah Sesungguhnya?

5 Februari 2020

Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara

4 Februari 2020

PILIHAN EDITOR

Pemprov Sulsel Siapkan Tiga Hotel untuk Tim Medis COVID-19

Pemprov Sulsel Siapkan Tiga Hotel untuk Tim Medis COVID-19

27 Maret 2020
RSKD Dadi Dialihkan Menjadi Rumah Sakit Utama Covid-19

RSKD Dadi Dialihkan Menjadi Rumah Sakit Utama Covid-19

8 April 2020
Sekda Bulukumba Seolah Lepas Tangan Sebagai Pengawas

RSUD Bulukumba Tak Bertanggung Jawab Keamanan Parkir

7 Agustus 2019

Idul Adha, Pengurus Masjid Jabal Nur Muhammadiyah Maccini Bakal Sembelih 31 Ekor Sapi

20 September 2019

Tentang Kami

AksaraIntimes.id

AksaraINTimes - Sudut Berbeda, Membangun Perspektif.

Follow us

Kategori

  • Aksara Opera
  • Editorial
  • Intermedia
  • INTimes
  • Metafora Budaya
  • Negeri Suara
  • Nonima
  • Opini
  • Parlemen Affairs
  • Podcast
  • Reportase
  • Seputar Pemilu
  • Surat untuk Redaksi

Terbaru

  • Kunjungi Rumah Penghafal Alquran, Chaidir : Kami Akan Naikkan Insentifnya
  • Konvensi Mutu Semen Tonasa, Tampilkan Karya terbaik Dari Para Karyawan
  • Puto Arham dan Bagaimana Anrong Gurua menerjemahkan Pesan Ammatoa Kajang
  • Chaidir Syam-Suhartina Gencar Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Lutra

Kontak Kami

Phone/WA : +6287758082119
Email : redaksi@aksaraintimes.id
Alamat Redaksi : Ruko New Zamrud, A6, Jl. Topaz Raya, Masale, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Kolaborasi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

© 2020 AksaraINTimes.id - Dev by Domainweb.id.

Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
  • Beranda
  • Intermedia
    • Reportase
    • Editorial
    • Aksara Ads
  • Negeri Suara
    • Seputar Pemilu
    • Parlemen Affairs
  • Aksara Opera
    • Metafora Budaya
    • Opini
    • Nonima
  • Covid-19
  • KIRIM ARTIKEL

© 2020 AksaraINTimes.id - Dev by Domainweb.id.

SELAMAT DATANG

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk ke akun Anda di bawah ini...

Lupa Kata sandi.?

Buat akun baru!

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Semua bidang yang diperlukan. Masuk

Ambil kata sandi Anda.

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk