Sehingga wafatnya Sayyidina Ali pun menjadi kabar memilukan bagi umat Islam. Karena sosok yang selama ini dianggap terbaik di sisi rasulullah itu telah berpulang. Lautan manusia pun mengiringi kepulangannya.
Muawiyyah, sahabat sekaligus sosok yang kerap berselisih paham dengan Sayyidina Ali sehingga menyebabkan perang shiffin terjadi pun turut menangis saat wafatnya Sayyidina ali bin abi thalib.
Dikutip dari buku Kisah Hidup Ali bin Abi Thalib yang ditulis oleh Mustafa Murrad, Muawiyyah pada saat mendengar hal itupun menangis tersedu-sedu.
“Mengapa engkau menangisi kepergianny, sedangkan selama ini engkau memeranginya?” tanya istri Muawiyyah.
“Sungguh kau tidak mengetahui, seiring dengan kepergiannya, manusia kehilangan kemuliaan, pemahaman dan pengetahuan,” papar Muawiyyah.
Beliau Sayyidina Ali bin abi Thalib adalah sosok yang terhormat dan disebut Nabi sebagai pintu ilmu pengetahuan dan beliau telah berpulang.
Peritiwa wafatnya Sayyidina Ali bin abi Thalib di tangan Ibnu Muljam di bulan suci Ramadhan ini dianggap sebagai salah satu pembunuhan paling keji dalam sejarah Islam.
Betapa tidak, pada saat Sayyidina Ali sedang menunaikan ibadah dan waktu itu bertepatan dengan bulan suci umat Islam.
Beliau dihabisi hanya karena sebuah perbedaan pendapat..