• Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
Rabu, April 14, 2021
AksaraIntimes.id
  • KIRIM ARTIKEL
Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
  • Beranda
  • Intermedia
    • Reportase
    • Editorial
    • Aksara Ads
  • Negeri Suara
    • Seputar Pemilu
    • Parlemen Affairs
  • Aksara Opera
    • Metafora Budaya
    • Opini
    • Nonima
  • Covid-19NEW
AksaraIntimes.id
  • Beranda
  • Intermedia
    • Reportase
    • Editorial
    • Aksara Ads
  • Negeri Suara
    • Seputar Pemilu
    • Parlemen Affairs
  • Aksara Opera
    • Metafora Budaya
    • Opini
    • Nonima
  • Covid-19NEW
Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
Home Intermedia

Abrasi Galesong: Mulai Dilirik Pemerintah Dua Tahun Setelah Penambangan Pasir Berhenti

AksaraNEWS AksaraNEWS
10 Januari 2020
in Intermedia
0
Abrasi Galesong: Mulai Dilirik Pemerintah Dua Tahun Setelah Penambangan Pasir Berhenti

Dokumentasi Pemprov Sulsel

295
VIEWS
FacebookTwitterWhatsapp

Takalar, AksaraINTimes.id – Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah (NA) akhirnya meninjau langsung keadaan pinggir pantai yang mengalamai abrasi di Kecamatan Galesong Utara dan Galesong, Kabupaten Takalar pada Selasa 7 Januari 2020. Peninjaun tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan pemerintah dua tahun setelah penambangan pasir di lepas pantai Galesong mulai berhenti.

Dalam kunjungannya, NA yang didampangi Bupati Takalar dan para pemegang kebijakan lain memberikan angin segar kepada masyarakat yang terdampak abrasi. NA berjanji akan menyelesaikan permasalahan abrasi tersebut bersama dengan pemerintah pusat dan daerah.

NA mengatakan, pihaknya melalui pemerintah Kabupaten Takalar tengah mendata rumah yang rusak akibat abrasi. Jika selesai, pemerintah akan memberikan bantuan dengan menggunakan anggaran tanggap darurat dari APBD Sulawesi Selatan. Meski begitu, NA tak merinci penanganan yang dimaksud.

“Jadi tidak usah ragu masyarakat, kita hadir, Dinas Sosial hadir, BNPB hadir, nah sebentar lagi saya tinggal tunggu datanya semua kerusakan rumah yang diambil ombak, kita punya anggaran tanggap darurat,” kata NA di depan masyarakyat Galesong Utara dan Galesong, Selasa, 7 Januari 2020.

Selain menjanjikan penanganan dan bantuan, NA juga memberikan bronjong atau keranjang kawat sebagai bantuan tanggap darurat. Bronjong atau Gabions merupakan kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis seng yang pada penggunaannya diisi batu-batu untuk mencegah erosi yang dipasang pada tebing-tebing dan tepi-tepi sungai. Diharapkan dari pemasangan bronjong itu, abrasi dapat dicegah untuk sementara waktu.

BACAJUGA

Bedanya Perlakuan KASN Pada Pelanggar Netralitas di Sulsel

Pecahkan Rekor di Urutan Ketiga Positif Covid, Sulsel Jangan Paksakan New Normal

Kendati mulai dilirik pemerintah, masalah abrasi Galesong adalah persoalan lawas yang tak kunjung mendapat perhatian pemerintah. Demo penolakan warga nelayan atas penambangan pasir di lepas pantai Galesong yang dianggap penyebab utama abrasi tak pernah digubris serius pemerintah. Deretan rumah warga telah hilang jauh hari sebelum kunjungan Gubernur.  

Dokumentasi Pemprov Sulsel

Sisa Dampak Penambangan

Daeng Caya, seperti diberitakan bisnis.com, salah seorang warga di kawasan Pantai Galesong mengatakan, selama ini sama sekali belum ada bantuan yang diberikan pemerintah, baik itu daerah ataupun provinsi kepada warga terdampak abrasi. Padahal, kata Daeng Caya, banyak rumah warga yang sudah hilang sejak penambangan pasir 2017 lalu.

“Kita tidak pernah dapat bantuan apapun dari Bupati Takalar apalagi dari Pak Gubernur,” ungkap Daeng Caya.

Seperti  tahun lalu misalnya, tepat di belakang rumahnya yang terletak di Desa Mappakalompo, terdapat tiga rumah yang sudah hilang akibat abrasi. Kata Daeng Caya, penghuni ketiga rumah tersebut pun sudah pindah. Ia menakutkan, rumahnya juga hilang di kemudian hari.

Rumah Daeng Caya masih tak lepas dari ancaman abrasi tersebut. Data dari pemerintah setempat, tercatat ada 19 rumah warga yang terancam hilang karena abrasi air laut. Tak hanya itu, sekitar 74 kilometer daerah tepi pantai berpotensi abrasi pada tahun ini.

Sekitar 100-an perahu jolloro dari Galesong Kabupaten Takalar, Sulsel, menduduki kawasan CPI. Foto: Wahyu Chandra/Mongabay 

Disalur dari antaranews.com, Direkrur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulsel, Al Amin mengatakan, abrasi yang terjadi di pesisir pantai Galesong Kabupaten Takalar, selain karena cuaca ekstrem juga masih merupakan dampak dari aktivitas penambangan pasir sejak tiga tahun lalu.

Kabar baiknya, sejak penghentian penambangan pasir pada Maret 2018 lalu, lingkungan di perairan Galesong berangsur pulih. Meski begitu, pemulihan lingkungan alami tersebut dipastikan akan membutuhkan waktu yang lama, lima hingga sepuluh tahun.

“Ini karena sebelumnya ada rongga yang terbuka, lubang hasil penambangan harus tertutup agar perairan kembali normal. Jadi saat ini pemulihan itu masih berlangsung,” ucap Ali Amin di Makassar, Selasa (7/1/2020) dilansir antaranews.com.

Masih dari sumber sama, setelah penghentian penambangan pasir yang dilakukan pemerintah provinsi, tangkapan nelayan mulai mengalami peningkatan. Meskipun tangkapan itu masih tak sebanyak sebelum tambang pasir dilakukan.

Penulis: Amri N. Haruna

Tags: AbrasiTakalar

Berita Terkait

Bedanya Perlakuan KASN Pada Pelanggar Netralitas di Sulsel
Reportase

Bedanya Perlakuan KASN Pada Pelanggar Netralitas di Sulsel

15 Juni 2020
Pecahkan Rekor di Urutan Ketiga Positif Covid, Sulsel Jangan Paksakan New Normal
Reportase

Pecahkan Rekor di Urutan Ketiga Positif Covid, Sulsel Jangan Paksakan New Normal

12 Juni 2020
Tagihan Listrik Membengkak, DPRD : Sama-sama Jaki
Reportase

Tagihan Listrik Membengkak, DPRD : Sama-sama Jaki

11 Juni 2020
Bodoh Amat dengan Virus Corona, Warga Kompak Tolak Rapid Test
Reportase

Bodoh Amat dengan Virus Corona, Warga Kompak Tolak Rapid Test

9 Juni 2020
Reportase

New Normal, Protokol Kesehatan Jadi Gaya Hidup Baru di Tengah Pandemi

27 Mei 2020
Kebijakan “Karet”, Ancaman Besar Ledakan Virus Corona Saat Lebaran
Reportase

Kebijakan “Karet”, Ancaman Besar Ledakan Virus Corona Saat Lebaran

20 Mei 2020
Berita Selanjutnya
Kenapa Saya Tidak Sabar Menggunakan Suara Saya di Pemilukada 2020 dan Bagaimana Peluang Anak Muda Melakukan Hal yang Sama?

Kenapa Saya Tidak Sabar Menggunakan Suara Saya di Pemilukada 2020 dan Bagaimana Peluang Anak Muda Melakukan Hal yang Sama?

AKSARA POPULER

Mengenal Bapak Demokrasi Indonesia

Mengenal Bapak Demokrasi Indonesia

5 Februari 2020
Ilustrasi Kekerasan Terhadap Anak

Menyoroti Kekerasan Terhadap Anak di Awal Tahun, Apa Akar Masalah Sesungguhnya?

5 Februari 2020
mengapa "malas membaca jadi polisi"?

Kenapa “Malas Membaca Jadi Polisi”?

7 Oktober 2019
Kelalaian Mengawasi Anak Tidak untuk Dimaklumi

Kelalaian Mengawasi Anak Tidak untuk Dimaklumi

22 Januari 2020
Ironi Adat kajang : Baju leleng,Tanah dan Pengharapan

Ironi Adat Kajang: Baju Le’leng, Tanah dan Pengharapan

29 September 2019

PILIHAN EDITOR

Alasan Mengapa Larangan Jual Kondom Pemkot Makassar adalah Langkah tak Tepat

Alasan Mengapa Larangan Jual Kondom Pemkot Makassar adalah Langkah tak Tepat

22 Februari 2020
MG_6867

Pelajar Demo Diancam dan Ditangkapi, Betapa Penguasa Tak Menghargai Hak Anak

4 Oktober 2019
Rayakan Kemerdekaan Dengan Promo Murah Di Citadines Royal Bay Makassar

Rayakan Kemerdekaan Dengan Promo Murah Di Citadines Royal Bay Makassar

20 September 2019
Berstatus Kritis Namun Tak Ada Kepastian Pemulihan

Berstatus Kritis Namun Tak Ada Kepastian Pemulihan

10 Januari 2020

Tentang Kami

AksaraIntimes.id

AksaraINTimes - Sudut Berbeda, Membangun Perspektif.

Follow us

Kategori

  • Aksara Opera
  • Editorial
  • Intermedia
  • INTimes
  • Metafora Budaya
  • Negeri Suara
  • Nonima
  • Opini
  • Parlemen Affairs
  • Podcast
  • Reportase
  • Seputar Pemilu
  • Surat untuk Redaksi

Terbaru

  • Kunjungi Rumah Penghafal Alquran, Chaidir : Kami Akan Naikkan Insentifnya
  • Konvensi Mutu Semen Tonasa, Tampilkan Karya terbaik Dari Para Karyawan
  • Puto Arham dan Bagaimana Anrong Gurua menerjemahkan Pesan Ammatoa Kajang
  • Chaidir Syam-Suhartina Gencar Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Lutra

Kontak Kami

Phone/WA : +6287758082119
Email : redaksi@aksaraintimes.id
Alamat Redaksi : Ruko New Zamrud, A6, Jl. Topaz Raya, Masale, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Kolaborasi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

© 2020 AksaraINTimes.id - Dev by Domainweb.id.

Tidak ada hasil
Tampilkan Semua Hasil
  • Beranda
  • Intermedia
    • Reportase
    • Editorial
    • Aksara Ads
  • Negeri Suara
    • Seputar Pemilu
    • Parlemen Affairs
  • Aksara Opera
    • Metafora Budaya
    • Opini
    • Nonima
  • Covid-19
  • KIRIM ARTIKEL

© 2020 AksaraINTimes.id - Dev by Domainweb.id.

SELAMAT DATANG

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk ke akun Anda di bawah ini...

Lupa Kata sandi.?

Buat akun baru!

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Semua bidang yang diperlukan. Masuk

Ambil kata sandi Anda.

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk